Misi dan Eksistensi PII

A. Tafsir Tujuan PII

PII mencanangkan tujuannya, yaitu: “Kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan Islam bagi segenap rakyat Indonesia dan umat manusia”. Pada tujuan ini terdapat dua hal yang ingin dicapai oleh PII, yakni kesempurnaan pendidikan dan kesempurnaan kebudayaan. Kedua komponen tersebut merujuk kepada Islam sebagai sumber nilai dan pandangan dunia, sedangkan segenap rakyat Indonesia dan umat manusia adalah setting sosio-historis atau wilayah dakwahnya.

Pilihan PII pada pendidikan dan kebudayaan ini merupakan pilihan yang tepat dan strategis, karena tidak mungkin terwujud masyarakat yang Islami tanpa melalui proses pendidikan dan kebudayaan yang didasari oleh nilai-nilai Islam itu sendiri. Lebih jauhnya, tidak akan mungkin terwujud suatu cita-cita profetik kemasyarakatan Islam yaitu khairu ummat atau baldah thoyyibah wa rabbun ghafur tanpa didahului upaya untuk melakukan transformasi masyarakat dengan nilai-nilai Islam. Dan upaya ini meniscayakan suatu proses pendidikan dan kebudayaan.

  1. Konsepsi Pendidikan Islam

Pendidikan (Islam) adalah upaya sadar untuk mempersiapkan manusia melalui proses yang sistematis, dengan membangkitkan kesadaran diri manusia terhadap kedudukannya sebagai abdullah dan khalifah Allah dalam rangka mewujudkan peradaban manusia yang sesuai dengan tuntunan Islam. Dengan demikian tujuan akhir dari pendidikan adalah semata-mata mencari ridho dari Allah Swt. Proses pencapaian tersebut dilakukan dengan pembekalan dan pembentukan sikap, penambahan wawasan dan pengetahuan serta pemberian bekal ketrampilan. Ketiga ranah tersebut dikelola secara utuh dan proporsional.

Tahapan – tahapan : a) tahap pengakuan tauhid,

  1. b) tahap pensucian hati (tazkiyatun nafs),
  2. c) tahap ketundukan kepada Allah sebagai konsekuensi Tauhid,
  3. d) tahap aktualisasi dengan karya dan kreatifitas (amal shalih).
  1. Konsepsi Kebudayaan Yang Sesuai Dengan Islam

Kebudayaan sebagai salah satu fundasi dasar kemasyarakatan menjadi salah satu ukuran kualitas anggota masyarakat. Kebudayaan merupakan cermin dinamika individu dan kelompok dalam masyarakat yang secara dialogis berproses dalam aktualisasi kehidupan. Untuk itu jika akan merubah dan membangun masyarkat, kebudayaan merupakan pintu pertama yang harus dilewati. Melakukan perubahan secara gradual terhadap kebudayaan masyarakat berarti telah melakukan perubahan terhadap masyarakat.

Pengertian kesempurnaan kebudayaan yang sesuai dengan Islam adalah suatu sistem simbol dan sistem nilai dalam suatu tatanan kemasyarakatan yang disibghah oleh nilai-nilai Ilahiyah melalui proses transendentalisasi (tazkiyah). Artinya dalam struktur kemasyarakatan, sistem nilai yang transenden menjadi struktur-bawah yang mendorong terwujudnya struktur-atas dalam tatanan kemasyarakatan. Dan dengan demikian proses transformasi kesempurnaan kebudayaan yang Islami berarti suatu proses tranformasi atau transendentalisasi kesadaran, sistem nilai dan sistem simbol dengan nilai-nilai Islam sesuai dengan pandangan dunia Islam.

  1. Tri Komitmen PII

Secara terminologis, ada tiga kata penting yang membangun PII sebagai satu kesatuan nama, yaitu: Pelajar, Islam, dan Indonesia. Sebagai sebuah institusi, PII adalah gerakan pelajar, gerakan Islam, dan gerakan pelajar Islam di Indonesia. Oleh karena itu, komitmen PII harus terbangun dari ketiganya, yaitu: komitmen kepelajaran, komitmen keislaman, dan komitmen keindonesiaan.

Islam merupakan agama yang memiliki nilai-nilai universal.(QS Al Anbiya : 107) sehingga dakwah agama Islam juga harus universal meliputi seluruh umat manusia, tidak dibatasi oleh sekat-sekat suku bangsa dan teritorial tertentu. Dengan demikian, seluruh pergerakan Islam harus menjadikan ummat manusia sebagai wilayah dakwahnya.

Pelajar Islam Indonesia (PII) sebagai salah satu pergerakan Islam, menjadikan ummat Islam sebagai wilayah garap dakwahnya. Tentang PII menjadikan Indonesia sebagai wilayah dakwahnya (Trikomitmen; Komitmen Ke-Indonesiaan) bukan berarti PII membatasi wilayah dakwahnya terlokalisir pada teritorial tertentu saja, Tetapi dengan pemahaman bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari ummat manusia itu sendiri. Dalam usahanya, PII menjadikan bangsa Indonesia sebagai wilayah dakwah antara untuk berdakwah pada ummat manusia. Pelajar adalah obyek utama PII dalam setiap langkah geraknya, dalam upaya dakwah pada bangsa Indonesia.

  1. Komitmen Kepelajaran
  2. Pelajar sebagai sebuah Entitas Sosial
  3. Pelajar sebagai Subjek Pendidikan, Kebudayaan, dan Subjek Transformasi Pendidikan dan Kebudayaan.
  4. Kepelajaran sebagai Intelektualisme (Kultur Belajar)

Pada akhirnya, komitmen kepelajaran mensyaratkan penciptaan kultur belajar yang memadai di PII. Secara kelembagaan, PII harus mampu mengantarkan kader-kadernya sebagai intelektual yang memiliki semangat belajar yang tinggi, mempunyai visi sosial (keumatan) yang kuat, dan responsif terhadap problematika aktual masyarakat di sekitarnya.

  1. Komitmen Keislaman
  2. Meng-Imani Islam
  3. Meng-amalkan
  4. Meng-ilmui/ mengkaji Islam
  5. Men-Dakwahkan Islam
  6. Sabar dalam BerIslam

Komitmen PII terhadap Indonesia sebagai satuan komunitas wilayah dakwah, mengandung arti bahwa PII akan menjaga kondisi wilayah ini agar senantiasa kondusif bagi kelangsungan dakwah Islam. Berbagai hal –baik dalam dimensi politik, sosial, budaya, ekonomi, maupun keamanan; yang ditengarai akan menjadi kendala, hambatan, atau bahkan ancaman terhadap kelangsungan dakwah di Indonesia akan menjadi bagian tanggungjawab PII untuk menghadapi dan mengantisipasinya.

  1. Komitmen Keindonesiaan
  2. Indonesia sebagai Konteks Sosio-Historis Aktualisasi Islam
  3. Indonesia sebagai Satuan Wilayah Nation Society (Masyarakat Bangsa)
  4. Indonesia sebagai Satuan Wilayah Nation State (Negara)
  5. Indonesia sebagai Satuan Komunitas Wilayah Dakwah

Komitmen PII kepada Indonesia sebagai nation society ini diwujudkan dalam bentuk upaya meningkatkan kuantitas umat Islam dalam komposisi penduduk Indonesia. Juga dengan peningkatan kualitas sumber daya manusianya, agar umat Islam di Indonesia dapat “Duduk sama rendah berdiri sama tinggi” dengan umat dan bangsa-bangsa lain di seluruh dunia. Untuk itu, PII harus berperan aktif dalam prakarsa meningkatkan kualitas bangsa terutama ummat Islamnya dalam konteks globalisasi.

  1. Cita-cita Perjuangan PII

Dari penafsiran terhadap tujuan PII di atas, maka dapat dipahami bahwa cita-cita perjuangan PII adalah perjuangan mencetak kader-kader subyek kebudayaan yang akan melakukan transformasi pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan visi dan cita-cita profetik Islam, di samping tentunya keterlibatan PII secara organisatoris dalam proses-proses kemasyarakatan yang sedang berlangsung. Kader-kader yang dibentuk tentunya adalah kader-kader yang mempunyai kapasitas dan kualitas tertentu sehingga bisa mengemban amanah profetik tersebut. Amanah profetik yang diemban oleh kader-kader PII tidak hanya ketika mereka aktif secara organisatoris di PII, tapi adalah amanah yang harus diemban sepanjang hayat. Berarti cita-cita perjuangan PII adalah suatu perjuangan sepanjang masa, sepanjang kader-kadernya terus hadir di pentas sejarah perjuangan Islam.

  1. Profil Ideal Kader PII

Sosok ideal kader PII merupakan profil kader yang merupakan konstruksi idial sifat dan kinerja yang harus dimiliki oleh seseorang kader sehingga dianggap mampu menunaikan tugas dan amanah transformasi missi PII sesuai dengan cita-cita profetik pandangan dunia Islam.

Sifat kader Pelajar Islam Indonesia (PII) meliputi :

  1. Muslim, dalam arti memiliki sikap ketundukan hanya kepada Allah saja dalam arti konsepsi dan cara pandang, sikap dan aktualisasi berada dalam garis bimbingan dan ridla Allah.
  2. Cendekia,dalam arti upaya meneladani sifat fathonah nabi, sehingga memiliki wawasan dan antisipasi yang luas serta kerangka metodologi yang kuat sehingga dapat menangkap dan memahami keberanan, mengkonseptualisasi dan mengaktualisasikannya secara komprehensif. Cendekia juga berarti kader PII akan mampu memahami Islam dan berbagai hal dengan kreatif dan dinamis.
  3. Kepemimpinan,berarti memiliki sikap dan kemampuan sebagai seorang pemimpin yang berani dan bertanggung jawab, yang mampu mengambil keputusan secara tepat dan mengelola potensi lingkungannya menjadi suatu bernilai dalam aktualisasi kekhalifahannya.

Adapun kinerja kader Pelajar Islam Indonesia (PII) merupakan wujud kemampuan dan kesiapan untuk :

  1. a)merumuskan dan menyampaikan gagasan dan pemikiran secara sistematis, baik lisan maupun tulisan
  2. b)berpartisipasi dengan memberikan kontribusi dalam memecahkan persoalan,
  3. c)bekerja sama dengan segala lapisan dengan tetap menjaga sikap independen,
  4. d)mengaktualisasikan diri untuk mencapai prestasi terbaik dan siap dengan segala resiko,
  5. e)menerima amanah dan mempertanggungjawabkannya tepat pada waktunya,
  6. f)memelihara ibadah, amaliah dan akhlakul karimah dalam situasi apapun,
  7. g)berfikir dan bervisi jauh ke depan,
  8. h)menjadi pelopor dan bekerja mandiri.
  9. Tugas, Tanggungjawab dan Komitmen Kader PII

Tugas dan tanggungjawab kader adalah mengemban dan melanjutkan missi dan eksistensi PII secara organi-satoris maupun secara substansial. Secara organisatoris seorang kader bertanggungajawab mengemban amanah keorganisasian, dan secara substansial seorang bertanggungjawab terhadap teraktualisasinya missi transformasi sosial berupa kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan visi dan cita-cita profetik Islam.

Komitmen kader dalam perjuangan adalah sebagai yang sering diikrarkan kader dalam setiap prosesi pengkaderan yaitu Ikrar Jakarta, sbb:

  1. Tetap setiap kepda PII dan cita-cita PII
  2. Menyediakan diri menjadi abdi Allah untuk berjuang di jalanNya dengan bentuk dan sifat, dalam suasana dan tempat bagaimanapun juga, dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam
  3. Tetap memperjuangkan tercapainya persatuan ummat Islam dan kesatuan imamah yang konsekuean kepada prinsip-prinsip Islam
  4. Menanam, memupuk, memelihara, dan mengembangkan, serta mengekalkan:
  • Cinta kami kepada Allah dan RasulNya serta para pemimpin kami
  • Keberanian bersikap dan bertindak
  • Ukhuwah Islamiyah
  • Kepribadian kami sesuai prinsip-prinsip Islam